Minggu, 01 Juni 2014

Budak duit? Diiih, amit-amit...


Duit lagi duit lagi. Apa-apa perlu duit. Ya iyalah hari gini gitu loh. Tapi sepakat ya bahwa semua perlu duit tapi bukan berarti semuanya demi duit. Itu dua hal yang sama sekali beda. Duit itu alat untuk mencapai tujuan, bukan sebuah tujuan. Kalau kita menjadikan duit sebagai tujuan, wah wah itu namanya kita udah diperbudak duit.

Berikut adalah tips supaya kita menjadi tuan atas duit kita sendiri :

1.      Tau tujuan keuangan

Tujuan lo apa? Itu kalimat sakti yang sering dilontarin perencana keuangan indepen kita yang cukup popular, siapa lagi kalau bukan Ligwina Hananto. What, belum pernah denger? Wah wah… ternyata lo gak gaul hihihi.

Yup, tujuan lo apa? Semua manusia kudu tau tujuan hidupnya masing-masing kan. Kalo lo udah tau tujuan hidup lo, akan sangat mudah buat lo mencari jalan terdekat untuk mencapai tujuan itu, dengan demikian lo akan semakin cepat meraih tujuan lo. Sederhananya misal lo pengen jalan-jalan. Kalo lo gak tau tujuan mau kemana, lo pasti cuma muter-muter gak jelas gitu, ya udah jalan aja, ngabisin bensin dan duit pastinya. Ujung-ujungnya lo jadi bĂȘte plus uring-uringan.
 
Kalo lo udah jelas punya tujuan apa, lo pasti bakal lebih hepi dan lebih semangat lagi buat nabung/investasi. Tujuan keuangan ini misalnya untuk nikah, liburan, naik haji, beli mobil, beli apartemen, beli rumah, buat dana pension, buat dana pendidikan anak, buat modal bisnis, dsb… suka-suka lo deh !

 
2.      Punya prioritas

Pepatah mengatakan jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang. Manusiawi kalau kita punya banyak keinginan (baca : tujuan keuangan) tapi kita kudu sadar seberapa besar kemampuan kita (punya duitnya)?

Pikirin “Needs vs Wants”. Diperlukan kebijakan dan kedewasaan dalam menyaring semua keinginan tersebut. Itulah akhirnya kita mengenal kebutuhan primer, sekunder, dan tersier yang selanjutnya bisa dijadikan patokan prioritas kita.  

Inti dari semua ini adalah jangan sampe lo terbelit hutang gara-gara gak bisa ngatur prioritas kebutuhan hidup lo !
 

3.      Punya perencanaan keuangan

Kalo lo udah tau tujuan lo, pikirin jalan untuk mencapainya. Caranya? Kudu punya perencanaan keuangan.

Dalam memuat rencana keuangan ini ada beberapa info yang diperlukan sbb :

1). Kemampuan investasi.
Ini bisa dilihat dari cashflow bulanan dan tahunan yang lo miliki. Kalo hasilnya masih minus, artinya keuangan lo masih “lebih besar pasak daripada tiang.” Investasi baru bisa dimulai kalo cashflow lo udah sehat. Ibaratnya lomba lari, kalau lo lagi ngalami cidera otot misalnya pasti lo akan kesulitan lari atau malah cidera tambah parah sehingga lo malah gak bisa lari lagi. Makanya lo kudu rawat cidera itu supaya lo bisa kembali lari lagi dengan baik.

2). Kapan jangka waktu tujuan keuangan tersebut ingin dicapai (jangka pendek, menengah, panjang).  
Tujuannya untuk menentukan asumsi target return yang ingin dicapai dan melihat likuiditas produk investasi. Semakin pendek jangka waktu pemakaiannya maka sebaiknya pilih produk investasi yang likuiditasnya tinggi (mudah dicairkan setiap saat).

3). Biaya yang diperlukan saat ini dengan asumsi inflasi tertentu.

Lo kudu tau pasti berapa harga saat ini dari setiap tujuan keuangan lo, misal untuk dana pendidikan anak. Cari tau berapa uang pangkal dan uang tahunan sekolah yang diinginkan. Sebagai info aja, rata-rata kenaikan inflasi pendidikan anak untuk tingkat PG sampai dengan  SMA (terutama swasta) di Jakarta adalah 20% dan untuk perguruan tinggi sebesar 10%.

4). Profil risiko (konservatif, netral, agresif).
 
Ini untuk mengukur kesiapan mental lo saat investasi. Gampangnya, kira-kira seberapa kencang lo nangis kalo nilai investasi lo turun? Semakin kencang lo nangis atas setiap penurunan nilai investasi, maka lo semakin konservatif. High risk, high return. Artinya klo lo konservatif maka jauh-jauhin produk yang punya risiko tinggi, misalnya saham karena nilainya fluktuatif. Mungkin lo bisa mulai dengan investasi di pasar uang, atau bisa juga mulai dengan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap.

Tabungan gak termasuk produk investasi karena tujuan investasi adalah melindung nilai asset dari inflasi. Sementara untuk produk tabungan, suku bunganya lebih kecil dari kenaikan inflasi itu sendiri sehingga asset kita malah tergerus disana. Inilah mengapa, menabung saja tidak cukup untuk pemenuhan tujuan investasi jangka panjang.

Dengan mengetahui empat poin diatas maka kita bisa menghitung berapa nilai investasi yang diperlukan untuk masing-masing tujuan setiap bulan/ tahun kemudian memilih produk investasi dengan target return tertentu sesuai profil risiko kita.
 
4.      Disiplin dalam implementasi

Plan cumalah plan klo gak ada implementasinya. Setuju ya? Artinya sukses tidaknya perencanaan keuangan yang udah lo buat, sangat tergantung dari kedisiplinan lo dalam melaksanakan rencana investasi yang udah dibuat.

Ibaratnya lo pembalap reli, maka rencana keuangan merupakan navigator yang kudu lo dengerin dan patuhi. Lo bakal nabrak-nabrak atau nyasar kalo gak patuh sehingga akan semakin lama mencapai garis finis (mencapai tujuan keuangan).

Ok deh, semoga celotehan gue ini bisa bermanfaat ya buat lo semua. Gue memang bukan ahli, tapi setidaknya gue punya sedikit pengalaman untuk dibagi.

Cheers!

Rabu, 14 Mei 2014

Mogok sekolah


Bob males banget belajar nulis, setelah dirayu akhirnya sepakat mau belajar tapi temanya harus tentang binatang. Asiiik... Mama pun semangat memulai belajar.

Mama : PINGUIN
Bob     : Bob, suka pinguin. *Bob memandangi mama sambil tersenyum kecil. Mama : Gimana tulisannya Bob?

Bob     : Apa?? *raut wajahnya sedikit bingung
Mama : PINGUIN, gimana tulisannya? *sambil nyodorin sebuah kertas
Bob tampak tertegun sejenak dengan sebelah alis naik sambil mengetuk-ngetuk ujung pensilnya di ujung kertas, mulai berpikir.
Bob    :
Jadi selama ini mama gak tau gimana tulisan PINGUIN? *wajahnya polooos banget* Mama deh yang belajar duluan, baru ngajarin Bob *kemudian ngeloyor pergi

Gue gak bisa nahan ngakak. Ya itulah penggalan kisah saat proses belajar membaca dan menulis bersama anak gue yang sebentar lagi menginjak usia 7 tahun. Mungkin agak aneh ya, hari gini anak 7 tahun belum bisa baca tulis? Padahal mah di TK aja udah pada khatam kali para muridnya untuk urusan tulis menulis.

FYI, Bob sudah setahun ini duduk di bangku kelas 1 di sebuah SD negeri tapinya cuma masuk sekolah beberapa bulan aja, awalnya sih masih mau masuk meskipun kadang-kadang tapi sekarang udah nggak sama sekali.

Awalnya gue masih maksa dia buat masuk sekolah tapi ada aja jawabannya, "Bob, nggak bisa nulis mama..." katanya dengan mimik sedih. "Ya makanya Bob sekolah, nanti diajarin sama bu guru." kata gue menyemangati, "Nggak ada yang ngajarin tuh ma. Bob malah disuruh nulis sendiri, banyak banget. Bob kan gak ngerti." katanya polos. Gue menarik nafas sejenak, mencoba memahami perasaannya. "Disuruh nulis yang banyak itu biar Bob terlatih nulisnya, biar Bob cepat bisa." jawab gue sambil melirik buku pelajarannya yang memang penuh dengan bacaan. Seingat gue, pas gue SD tuh pelajaran emang baru diajarkan kira-kira pas kelas tiga. Jangankan Bob yang jelas-jelas agak 'alergi' baca tulis, gue aja males ngeliat buku pelajarannya yang keliatan emang sama sekali gak menarik itu.

"Bob, maunya apa?" tanya gue akhirnya. "Bob mau belajar sama mama aja di rumah. Bob gak suka sekolah sama guru." katanya setengah merajuk sambil menghambur manja ke pelukan gue. Jleb... rasanya sebuah godam menghantam dan bersamaan dengan itu ribuan rasa bersalah bersarang tepat ke dada gue yang paling ringkih *ini emang sengaja lebay

Sudah sepatutnya gue memberikan itu tanpa Bob minta terlebih dulu. Bukan sepatutnya gue pasrah nyerahin pendidikan Bob ke guru sekolah atau guru lesnya dan cuma meluangkan waktu paling lama setengah jam setiap malam ketika gue udah pulang kerja. Itupun setelah gue udah ngerasa fresh lagi dan bisa ditebak, pas gue udah siap ngajarin, Bob pun udah dikuasai kantuk.

Sejak saat itu, gue berusaha jalani aja proses belajar mengajar Bob sesantai mungkin, seperti judulnya lagu kotak 'pelan-pelan saja', yang penting dia menikmati dan bisa menyerap proses belajarnya. Gue gak maksa dia masuk sekolah lagi untuk sementara, gue gak mau dia trauma dengan yang namanya sekolah.

Syukurlah, dalam kegiatan menggambarnya Bob malah lebih antusias belajar banyak hal secara tidak langsung. Misalnya aja ketika memilih menggambar bertema kereta api, Bob benar-benar membuat jalur kereta api, rute Tanah Abang - Serpong, lengkap dengan rambu-rambu lalu lintas dan beberapa stasiun. Yang lebih asyik lagi dia makin ceriwis bertanya ini itu, misal fungsi rambu lalu lintas sambil pelan-pelan belajar menulis. Walaupun gue kudu lebih aktif lagi belajar untuk ngasah lagi pengetahuan gue. Hasilnya Bob sudah bisa berkomentar (baca : paham) bahwa seandainya semua pihak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, maka tidak akan ada kejadian kereta menabrak sesuatu lagi.


Sebagai ganti dari absennya Bob sekolah, gue pun mendaftarkannya les menggambar. Walaupun gue sering dapat laporan dari miss-nya yang ngajar, Bob gak mau mengikuti subyek pelajaran yang berlangsung tapi dia lebih suka memilih temanya sendiri, misalnya bumi dan antariksa, atau (teteuuup) kereta api dengan jalur keretanya.

Tapi ya sudahlah, itu gak ngurangi kualitas belajarnya kok. Malah gue jadi kepikiran bahwa mungkin dia lebih cocok home schooling aja supaya bisa milih sendiri tema-tema pelajaran yang menarik minatnya sehingga dia gak mudah bosan belajar.

Sekarang Bob kembali bergairah belajar, malah lebih mudah penasaran ingin tau banyak hal, minta dibacakan lebih banyak buku, sambil pelan-pelan belajar nulis dan membaca. Meskipun untuk urusan membaca dan menulis ini masih moody, tapi yaaa sudahlah !

Yang gue gak habis pikir, kapan pemerintah memperhatikan hal ini?  Buat apa sih sibuk membuat kurikulum yang sulit dicerna oleh anak-anak usia sekolah dasar? Siapapun setuju, belum saatnya. Mereka belum siap untuk itu. Gak usah sombonglah pengen dunia pendidikan kita bisa go internasional. Internasional apanya???

Pendidikan dasar adalah pendidikan karakter, pembentukan akhlak.  Buat apa anak-anak ini pintar menghitung dan hapal segala rumus eksakta tapi sama sekali tidak tau bagaimana bersikap santun dan tidak paham apa itu Bhinneka Tunggal Ika dan bagaimana menerapkannya dalam keseharian kita.

Sumpah, miris hati gue membaca berita kasus Renggo, seorang anak SD yang meninggal dianiaya kakak kelas karena menjatuhkan pisang goreng seharga seribu perak, terlebih Renggo udah bersedia gantiin. Akh, kalau gue bahas ini bias panjang. Kalian pasti udah sering baca berita macam beginian juga kan :(

Sains bukan segalanya, tapi akhlak adalah segalanya. Pendidikan formal bukan segalanya, tapi pendidikan moral adalah segalanya.


Have a nice day !!

Kamis, 23 Januari 2014

Anakku Berotak Kanan : "Bob mau jadi arsitek kereta api !"

Satu kata yang mewakili perasaanku saat ini, LEGA.

Awalnya, aku selalu bingung. Kenapa Bob terlambat bicara? Kenapa Bob suka menarik diri dari teman-temannya dan asik main sendiri? Kenapa Bob tidak bisa membedakan huruf apalagi mampu merangkainya menjadi kata, padahal teman-teman seusianya sudah lancar membaca? Kenapa Bob tidak bisa duduk tenang ketika belajar, perhatiannya selalu kemana-mana? Kenapa mainannya selalu rusak dalam hitungan hari saja? Kenapa Bob suka melamun?

Masih banyak kenapa-kenapa lainnya yang membuat kepalaku pening memikirkannya. Belum lagi jika keluarga mulai membanding-bandingkan kemampuan Bob dengan sepupunya yang sebaya yang punya kosa kata yang banyak, pandai membaca dan menulis sejak TK, supel, serta berbicara keunggulan anak-anak lainnya yang sebaya tapi tak ada satupun keunggulan itu yang yang dimiliki Bob?

Tak jarang semua itu membuatku marah dan uring-uringan. Aku sampai menghukum Bob menulis satu lembar penuh huruf sampai dia menangis tapi saya tak bergeming. Kupaksa dia menyelesaikannya. Lagian kenapa harus menangis? Itu kan cuma huruf, apa susahnya? Aku menunggunya selama lima belas menit tapi dia tak juga sudi menyentuh pensil dan kertasnya. Dia malah asik menyusun pensil-pensil warnanya dan menjadikannya mainan kereta api.

Aku bingung menghadapi sikap Bob yang keras kepala dan semaunya sendiri. Apa benar anakku 'bermasalah' ?

Jika sudah kesal aku pun memukulnya, meskipun akhirnya diam-diam aku menangis sendiri karena sangat menyesal menyakitinya. Tapi kan tujuanku untuk kebaikannya? Tapi jauh dari lubuk hatiku berkata, tidak sepantasnya tujuan yang mulia dieksekusi dengan cara yang menyakiti, apalagi menyakiti buah hatiku sendiri.

Aku pun sibuk mencari-cari informasi apapun yang bias kujadikan referensi karena aku ingin mengetahui permasalahan Bob dan ingin mendidik dengan cara yang benar sesuai karakternya yang diam-diam tapi keras itu. Akhirnya aku pun menemukan Program Observasi Anak disini.

Program observasi ini berjalan selama 2 minggu (23 Desember 2013 - 3 Januari 2014) selama 4 jam per hari. Pada hari terakhir Ayah Eddy pun datang mengunjungi anak-anak di kelas dan membuat kelas tanya jawab dengan orangtua, lumayan aku bisa meraup ilmu selama dua jam dari beliau mengenai teknik berkomunikasi dengan anak sesuai tipe kepribadian masing-masing. Dan di akhir priode sesi Observasi kita (orangtua) mendapat jadwal Konsultasi Pribadi selama 2 jam tentang anak kita dan Laporan Observasi yang lengkap yang bisa membantu orang tua dan guru untuk menerapkan pola asuh dan pola didik yang tepat bagi Bob nantinya.

Ayah Eddy sedang menyampaikan teknik komunikasi sesuai tipe kepribadian anak
 
Selain itu para orangtua angkatan kelas ini membentuk komunitas dalam sebuah What's App Group yang dikelola oleh Mama Yuan (Mba Meity), dengan demikian selain silaturahmi tetap terjaga, mengingat peserta observasi banyak juga yang datang dari daerah, kami pun tetap bisa saling share mengenai ilmu parenting atau ilmu-ilmu lainnya yang berguna. Alhamdulillah ya, sesuatu !
 
Ini dia hasil 'jepretan' dari lokasi observasi Program Observasinya yang terletak di Jl. Ambon No 7 Nusa Loka BSD :
 
1. Orangtua Peserta Observasi 
 
2. Kebun yang luas 
 
3. Playground

Dengan mengikuti program ini, sekali lagi Alhamdulillah, akhirnya aku menemukan 'peta' untuk membantu Bob menemukan passionnya sejak dini.

Nah, ini dia laporan observasi Bob :

Identifikasi Kecerdaan Unggul :

1. Spasial :

Kecerdasan unggul pertama yang dimiliki oleh Bob adalah cerdas spasial. Anak dengan kecerdasan spasial memiliki ciri – ciri seperti : senang bermain balok kayu, menikmati kegiatan membuat karya, senang menggambar benda atau yang sesuai dengan imajinasinya dan mewarnai gambar. Bob sangat senang membuat bentuk bangunan dari balok kayu. Bob berada dalam tahap 6 yaitu anak menempatkan dua balok sejajar yang berjarak dan menghubungkan diantara dua balok dengan satu balok diatasnya , membentuk lengkungan atau jembatan. Bob juga menyukai kegiatan membuat karya. Selain itu pada saat Bob memilih kegiatan membuat komik, ia menggambar bentuk rel kereta api dan landasan pesawat .

2. Logis Matematis

Kecerdasan unggul kedua yang ada dalam diri Bob adalah cerdas logis matematis. Anak yang  cerdas logis matematis memiliki ciri – ciri seperti : senang menghitung benda atau angka, senang menjelaskan masalah sesuai dengan logikanya, senang dengan kegiatan mengklasifikasikan benda, senang dengan kegiatan eksperimen. Anak yang memiliki cerdas logis matematis senang dengan kegiatan eksperimen. Selain itu, Bob juga senang menjelaskan masalah sesuai dengan logikanya, seperti pada saat Bob menjelaskan tentang lampu merah kepada guru “ Ini lampu merah namanya, warna merah itu berhenti hijau jalan terus kuning jalan pelan – pelan, kalau enggak ada lampu merah  nanti mobil – mobilnya bisa tabrak – tabrak “ ucapnya menjelaskan. Demikian juga pada saat diluar sedang hujan Bob berkata “ Hujan itu dari air pantai, terus jadi awan – awan yang banyak abis itu jadi hujan “papar Bob. Bob  menyukai kegiatan mengklasifikasikan benda dan menghitung angka.

3. Naturalis

Kecerdasan unggul ketiga  yang ada dalam diri Bob adalah cerdas naturalis. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis memiliki ciri – ciri seperti : senang berada dialam terbuka, senang dengan kegiatan menanam dan berkebun dan peka terhadap bentuk alam. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis senang berada dialam terbuka hal ini terlihat  dalam diri Bob, ia lebih senang bermain di playground atau dikebun sekolah. Bob juga peka dengan bentuk – bentuk alam, seperti pada saat hari sedang hujan Bob terlihat menikmati hujan seraya berkata, “Ada angin, airnya jatuh-jatuh dari atas.“. Bob terlihat menikmati kegiatan menanam dan memanen kangkung. Bob melakukannya dengan antusias mengambil kangkung bersama gurunya.


Identifikasi Gaya Belajar :

1.   Visual

Gaya belajar Bob yang pertama adalah visual, gaya belajar visual adalah cara termudah menerima informasi dengan cara melihat dan mengamati objek. Gaya belajar visual memiliki ciri – ciri seperti : senang dengan objek yang berwarna – warni, menyala dan bergerak, apabila bertemu dengan lingkungan atau orang yang baru dikenal maka ia akan mengamati dan memperhatikan keadaan sekitarnya, seperti pada saat hari pertama kegiatan observasi Bob belum mau masuk kedalam kelas ia terlebih dahulu memperhatikan keadaan sekitar tempat kegiatan observasi setelah ia merasa nyaman dihari berikutnya Bob sudah mau masuk kelas.

Catatan : selalu menjaga jarak yang nyaman untuk anak.


2.   Kinestetis

Kombinasi gaya belajar Bob selanjutnya adalah kinestetis, gaya belajar kinestetis adalah cara termudah menerima informasi dengan cara melakukan gerakan tertentu. Anak dengan gaya belajar kinestetis memiliki ciri – ciri seperti : belajar dengan cara melibatkan fisik, selalu menempatkan diri sedang bergerak, kurang suka duduk terlalu lama dan cenderung kurang hati – hati saat bergerak. Bob senang belajar dengan cara melibatkan fisik. Bob berjalan mengelilingi kelas dan ia beberapa kali ia mengubah posisi duduknya dari kursi kemudian duduk dilantai. Bob juga terkadang kurang hati – hati saat sedang bergerak, seperti pada saat ia sedang berlari dan secara tidak sengaja ia menjatuhkan tas milik temannya.  Bob  kurang suka apabila duduk terlalu lama tanpa melakukan sesuatu biasanya Bob akan memegang suatu benda atau menggerakkan badannya.

Catatan : berikan keleluasaan untuk bergerak, tidak perlu menyuruhnya duduk manis
 
Identifikasi Gaya Kepribadian :
 

1. Koleris 

Kepribadian dominan yang ada dalam diri Bob adalah koleris. Anak dengan kepribadian koleris memiliki ciri – ciri seperti : memiliki jiwa pemimpin, memiliki tekad dan pendirian yang kuat serta selalu ingin segera saat melakukan sesuatu.


2. Melankolis
Perpaduan kepribadian Bob selanjutnya adalah melankolis. Anak melankolis memiliki ciri – ciri seperti : sangat teliti, rapi, memiliki perasaan yang halus dan peka terhadap  lingkungan sekitarnya. Bob peka terhadap lingkungan yang ada disekitarnya.

Menangani anak dengan kepribadian koleris dan melankolis harus dengan sikap yang lembut tapi tegas. Bersikap antusias, ramah, ceria, mendengarkan dan bertanya, serta berikan pilihan dan harus konsisten. Selain itu bersikap lembut dan memberikan kenyamanan dengan cara sentuhan dan kelembutan (memeluk, membelai), tunjukkan padanya bahwa kita selalu ada untuknya.

 
Kontinum Otak : Bob cenderung berotak Kanan
 
Kita hidup dalam masyarakat yang sangat menghormati orang-orang yang “ dominan menggunakan otak kirinya.” Anak sekolah yang dominan menggunakan otak kirinya, yang mudah mengingat nama, pandai berhitung dan bekerja secara teratur dan rapi akan dipuji dan diberikan bintang disebelah namanya.  Anak yang dominan menggunakan otak kanan, yang melamun dan memandangi awan-awan dilangit,lebih suka mengarang daripada belajar, disuruh pulang dengan catatan ketidakdisiplinan.                                                          
Marillee Zdenek, The Right Brain Eperience
 
Cara Penanganan Anak Berotak Kanan
1.      Kenali ciri-cirinya terlebih dahulu :
·                     Terlambat bicara dari usianya, makin terlambat makin ke kanan
·                     Imajinasi cepat
·                     Sulit membaca terutama bersuara, lebih  nyaman dalam hati
·                     Lebih menonjol di lisan, biasanya tidak tertarik pada kegiatan tulis menulis
·                     Target tidak selesai, karna perlu ketenangan
·                     Diberi batas waktu panik
·                     Tidak suka diperintah
·                     Hanya ingin dengan apa yang ingin dikerjakan
·                     Sulit mengeja dan menghitung, mengeja melompat
·                     Berpikir dengan gambar
·         Sulit mengikuti pelajaran karena biasanya pelajaran dirancang untuk anak otak kiri
·                     Sulit berbicara secara teratur karena cara berpikirnya random
·                     Lebih aktif organ tubuh kiri (kidal)
·                     Peka, sensitif, emosional & meledak-ledak
·                     Sulit menyusun kata
·                     Mudah menghafal tempat
·                     Jika berbicara sering tidak nyambung dengan pertanyaan
·                     Sering berbicara sendiri karna berpikir imajinasi
·                     Jika bercerita seolah-olah nyata
·                     Dapat Konsentrasi jika ia tertarik
·                     Sering terlihat melamun
·                     Kurang senang mencatat dan lebih senang menggambar
·                     Membaca sering terlompati beberapa kata
·         Jika diberikan waktu untuk memahami maka dapat membaca dari belakang sama cepatnya dengan dari depan.
·                     Dapat mencari jalan baru untuk mencari jalan
·                     Senang dengan rancang bangun seperti lego & puzle
·                     Keluar dari kelompok lebih nyaman bekerja sendiri atau secara individual
·                     Sulit mengeja
·                     Mengenal jenis secara detail
·                     Sulit membedakan huruf b dan d
·                     Menulis terbalik-balik
·         Sulit mengerjakan matematika, tetapi akan mudah jika diberikan analogi konkretnya
2.      Anak berotak kanan sering terlihat melamun, saat mereka sedang melamun yang harus kita lakukan adalah mengajaknya berkomunikasi sesuai dengan kepribadiannya. Berikan kesempatan untuk berpikir dengan caranya, yaitu membayangkan terlebih dahulu (terlihat seperti melamun & lambat)
Sebenarnya ia sedang merekam dalam bentuk gambar
3.      Anak yang dominan menggunakan otak kanannya biasanya senang berimajinasi, bahkan pada saat ia bercerita ceritanya seolah-olah nyata, ia juga sering berbicara sendiri atau berbicara dengan teman dalam imajinasinya. saat kita menemukan hal tersebut, kita tidak usah khawatir, yang harus kita lakukan adalah masuk ke dunia mereka, ikut terlibat saat mereka berimajinasi. contohnya:
  1. Berimajinasi melalui gambar yang dibuatnya
Pada saat kita menemukan anak yang mengimajinasikan gambar yang dibuatnya, yang harus kita lakukan adalah
-          Mendengarkan ceritanya dengan antusias dan ekspresif, walaupun terkadang tidak sesuai dengan pemikiran kita,
-          Dengarkan terlebih dahulu sampai ia selesai,
-          Berikan pendapat dan tanyakan kembali pendapat mereka,
-          Terus gali cerita mereka,
Contoh : “Mama, aku buat kota di atas laut, nanti kendaraannya perahu, ini dibuatnya dari baja supaya air laut tidak terlalu banyak masuknya. Nanti ada pelindungnya, pelindungnya pintu, pintunya bisa dibuka dan ditutup.
Berikan tanggapan positif tentang cerita anak tersebut, kemudian tanyakan lebih dalam bangunan yang ia ingin buat lebih detail lagi.
B.  Berimajinasi melalui sesuatu yang ia lihat
Mama   : "Bob sedang bermain apa?”
Bob    : “Mam ada ulat, ulatnya berjalan...ihhh besar Mam banyak bulunya hati-hati ya Mam, pohon apel ini banyak ulatnya, lihat aku jadi gatal-gatal terkena bulunya, ada bedak tidak Mam?
Mama    : Wah...Bob sedang membayangkan ulatnya bisa bergerak ya? Betul Bob kalau kita terkena bulunya kita bisa gatal-gatal. Bob hebat sekali, tapi ini tidak apa-apa, ini hanya gambar saja.
Kemudian kita tanya lagi lebih dalam tentang macam-macam ulat, metamorfosis kupu-kupu dll. Kita bahkan dapat memasukan berbagai macam pelajaran dalam imajinasinya.
3.      Anak yang berotak kanan biasanya hanya tertarik pada apa yang mereka sukai, maka sebagai orang tua atau guru, kita harus mengetahui ketertarikan anak atau siswa-siswa kita agar pembelajaran yang kita berikan dapat mereka pahami melalui ketertarikan mereka, misalnya:  Bob sangat menyukai gambar, agar Bob tertarik pada pembelajaran yang dipelajari, yang dapat dilakukan orangtua adalah membuat media pembelajaran yang menarik dalam bentuk audio visual contoh : gambar yang berwarna-warni. Mama juga dapat memberikan kesempatan pada Bob untuk menggunakan gambar atau simbol sebagai pasword untuk mengingat materi pembelajaran.
4.      Anak otak kanan menyukai kegiatan yang variatif, mereka tidak menyukai   rutinitas yang monoton. Siapkan kegiatan yang variatif dan menyenangkan. Pembelajaran yang dibuat dan di kemas kedalam sebuah permainan yang menyenangkan atau posisi duduk dibuat variatif, misalnya boleh duduk di karpet, kursi berbentuk U, dan sebagainya.
5.      Anak yang berotak kanan juga kurang menyukai kegiatan membaca, menulis dan menghitung yang terlalu banyak. Kita sebagai orang tua atau guru, tidak harus memaksanya, kita dapat mensiasatinya dengan memintanya bercerita atau menggambarkan pendapatnya. Sebaiknya  penilaian tidak hanya terpaku pada tulisan saja, tetapi anak dapat mengungkapkannya melalui gambar, lisan, atau tindakan.
6.      Untuk mengajari mereka membaca dan menulis, gunakan metode yang lebih menarik seperti games atau melalui ketertarikan mereka. contoh : untuk anak yang senang dan tertarik dengan kegiatan yang melibatkan fisiknya. sediakan pembelajaran yang aktif yang dapat menyalurkan energinya, contoh, games berburu kata atau kalimat, dengan cara tersebut mereka akan lebih mudah memahami apa yang kita sampaikan. Materi yang disampaikan akah lebih mudah dipahami anak berotak kanan dalam bentuk sebuah aktivitas yang melibatkan fisiknya, seperti : Praktek, eksperimen, belajar dari alam, beri kesempatan pada anak untuk mencari informasi melalui internet dan perpustakaan.
7.      Libatkan mereka disetiap kegiatan dan ajak mereka untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat menuangkan ide-idenya dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya. Hargai setiap pendapat anak.
8.      Ajari anak-anak untuk membuat mind mapping dalam memahami materi pembelajaran.
9.      Biasanya anak berotak kanan lebih cepat bosan dalam mengikuti kegiatan yang terlalu monoton, maka berikan jeda waktu istirahat untuk memulihkan motivasinya dalam melakukan kegiatan.
10.  Bersabarlah dalam menghadapi anak berotak kanan, karena biasanya anak berotak kanan membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang lain untuk menyelasaikan tugas yang diberikan oleh guru ( walaupun ia akan lebih cepat mengerjakan sesuatu jika ia tertarik).
11.  Jangan mempunyai target yang terlalu tinggi, misalnya dalam hal tulisannya yang harus rapi, selesai tepat waktu, menggambar tidak melewati garis. (Bukan berarti dia bodoh)
12.  Anak berotak kanan berpikir dengan bentuk tiga dimensi, maka mereka membutuhkan kegiatan yang bukan hanya tulis menulis dan hafalan akan tetapi mereka membutuhkan kegiatan yang real.
13.  Jika pada saat guru mengajar atau orang tua ingin serius, lalu anak berotak kanan berulah, maka jangan menyalahkannya akan tetapi evaluasilah cara kita berkomunikasi dengan dia atau cara mengajar kita, apakah sudah sesuai dengan kebutuhannya. contoh : Pada saat kita mengajar ada anak yang melamun sambil berimajinasi dan berpaling dari kita dan tidak memperhatikan serta lebih asyik main sendiri, maka masukkan materi ke dalam ketertarikannya. contohnya : anak ini suka dengan binatang maka hubungkan materi dengan binatang untuk mengalihkan perhatiannya pada materi.
14.  Biasanya anak berotak kanan mempunyai perasaan yang lebih sensitif.  contohnya pada saat melihat binatang yang disakiti, ia akan mudah tersentuh bahkan  menangis. Hal itu terjadi karena anak berotak kanan lebih peka terhadap lingkungan.
15.  Hal paling penting untuk menghadapi anak yang berotak kanan adalah
·         berpositif thinking karena mereka adalah calon-calon kreator.
·         Berikan kesempatan untuk berpikir dengan caranya.
·         Memahami dengan tahapan merekam secara utuh baru kemudian dipecah ke detail (Global ke detail) contohnya membaca per kata dulu baru per suku kata (BUKU direkam secara utuh baru kemudian memecah suku katanya BU – KU)
·         Membutuhkan waktu yang lebih lama daripada anak-anak yang menggunakan dominan otak kiri, namun kemampuannya akan meningkat jika kita memberinya waktu.
·         Lebih lembut dan sabar saat berbicara dengannya karna ia tidak suka dengan nada keras (dibentak)
·         Nada suara tidak dalam bentuk perintah dan tidak dengan nada tinggi
·         Bersikaplah tegas saat ia melakukan perilaku negative, tunjukkan ekspresi wajah marah atau tidak suka dengan perbuatannya sambil tatap matanya
·         Lakukanlah dengan konsisten dan tuntas (tidak setengah-setengah atau tidak selesai) dan komitmen yang tinggi.
·         Memberikan alasan untuk setiap hal yang akan diajarkan
·         Tidak terlalu banyak melarang kegiatan positif yang menjadi ketertarikannya, karna disitulah ia belajar
·         Tidak membandingkan ia dengan orang lain, karena akan menghancurkan harga dirinya.
 
Taukah anda siapa mereka ?
o  AGATHA CHRISTIE Penulis Novel misteri (Inggris)
Waktu kecil, memiliki kelemahan :  Lambat menerima   pembelajaran   (Learning disability)
o  MARADONA Pemain Bola terbaik dunia
Kelemahan : Mengalami Gangguan Emosi
o  LOUIS PASTEUR Penemu 1800 vaksin termasuk rabies
Kelemahan : Penderita ADD
o  LEONARDO DAVINCI Pelukis fenomenal Monalisa
         Kelemahan  : Dislexia
 
 o Next : BOB AHMAD HASTUNGKARA ==> Arsitek 'Perkereta-Apian' Modern Indonesia !!! Amiiin...


 
 
Share with love ^_^